Beberapa kegiatan literasi lain, lanjut Devi, antara lain adalah lomba membaca pusi dan mewarnai untuk anak-anak. Kegiatan seperti sosialisasi kesehatan reproduksi dan pencegahan stunting untuk warga juga diselenggarakan bersama BKKBN Kantor Perwakilan Sulteng.
Panitia, kata Devi, bahkan juga menyiapkan berbagai lomba untuk masyarakat seperti lomba panjat pinang dan lomba dayung. “Ada pun puncaknya nanti adalah peresmian Perpustakaan Desa Walandano pada tanggal 20 Mei, dan insha Allah akan dihadiri oleh bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah, bapak H. Rusdy Mastura, ” katanya.
Terletak di kawasan Pantai Barat Donggala dan kawasan Balaesang Tanjung, Desa Walandano mempunyai potensi wisata alam berupa pantai yang indah. Desa ini juga mempunyai potensi ekonomi seperti budidaya sarang burung walet hingga perkebunan cengkih.
Pada tahun 2018, Walandano menjadi salah satu desa di Sulawesi Tengah yang terdampak bencana gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi. Berbagai bangunan publik seperti rumah ibadah dan rumah warga hancur. Saat itu, berbagai organisasi menjalankan kegiatan tanggap bencana di Walandano, termasuk Medco Foundation bersama BKKBN Sulteng. Tak hanya menjalankan kegiatan tanggap bencana, Medco Foundation akhirnya juga membangun sebuah perpustakaan bagi warga Walandano dan sekitarnya.
Desa Walandano juga merupakan salah satu Kampung Keluarga Berencana (KB). Desa ini menjadi wilayah program BKKBN Sulteng. Tenny C. Soriton, Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, menjelaskan bahwa adanya kegiatan Festival Walandano dan Perpustakaan Desa Walandano akan membantu pihaknya dalam menjalankan berbagai program di sana. “Ini akan menjadi event yang bagus. Kami sudah lama bekerja di Desa Walandano dan menjalankan program-program KB dan pencegahan stunting. Kerja sama dengan beberapa pihak ini tentu juga akan bisa meningkatkan kualitas program-program kami di sana,” katanya. ***