PALU. PIJARSULTENG.ID, – Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Perwakilan Sulawesi Tengah ( Sulteng), Putri Irnawati memberikan gambaran pertumbuhan jumlah investor dan nilai transaksi di provinsi Sulteng alami peningkatan drastis tiap tahunnya.
Pertumbuhan nilai transaksi itu, kata Putri Irnawati tidak lepas dari upaya literasi dan inklusi pasar modal yang selama ini terus dilakukan, sehingga masyarakat pun semakin teredukasi terkait instrumen investasi yang menjanjikan.
Baca Juga : PT Vale dan PT BNSI Resmikan Pembangunan Proyek Pertambangan dan Pengolahan Nikel Rendah Karbon
” Mereka juga semakin paham dalam bertransaksi di pasar modal sehingga jumlah investor saham di Sulteng terus bertumbuh, hal itu diikuti peningkatan nilai transaksi pasar modal di daerah, ” tutur Putri pada giat Media Gathering, Senin ( 3/4/2023) bersama awal Media di salah satu hotel di Kota Palu
Sebelumnya kata Putri, tahun 2019 itu, nilai transaksi investor pasar modal di Sulteng hanya sekitar Rp1,3 triliun. Namun, saat ini nlai tersebut mengalami peningkatan drastis tiap tahunnya. Bahkan nilai transaksi pada 2022 mencapai Rp7 triliun.
Sementara jumlah investor yang pada 2019 hanya sebanyak 3.101, juga terus bertumbuh menjadi 18.021 investor hingga awal 2023 tahun ini.

“Tiap tahunnya nilai transaksi di Sulteng alami peningkatan drastis, mencapai Rp300 – Rp400 miliar per bulan,” jelas Putri
Sulteng menjadi daerah di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) yang investor sahamnya memiliki aset terbesar ketiga setelah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.
Namun nilai transaksi Sulteng berada di urutan kedua. Hanya kalah jumlah transaksi dari investor saham di Sulawesi Selatan.
“Aset saham di wilayah Sulteng paling besar dimiliki Sinar Mas Sekuritas, kedua Mandiri Sekuritas kemudian ketiga BNI Sekuritas,” ungkap Senior Officer BEI Sulteng Dendy Faizal Amin.SAH