Keluh Kesah Ortu Siswa SDN 26 Menyoal Pembangunan Gedung Sekolah

Palu245 Dilihat
iklan

DI TENGAH euforia keberhasilan Pemerintah Kota ( Pemkot) Palu meraih penghargaan Adipura, sebuah ironi mencolok tak bisa diabaikan. Ketika penghargaan kebersihan dan lingkungan hidup dirayakan, namun dibalik itu ada kondisi pendidikan yang terabaikan salah satunya SDN 26 Palu di Jalan Dr. Wahidin No. 33, Kelurahan Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur.

Berikut Laporan : Yuyun – Pijar Sulteng.

Mengkhianati Nawacita Pendidikan

Nawacita Pemkot yang bertujuan membangun sumber daya manusia ( SDM) seakan terlupakan dalam realitas pahit SDN 26 Palu. Sekolah ini, yang berfungsi sebagai tempat pendidikan generasi penerus bangsa, menghadapi kondisi yang jauh dari layak.

Padahal, anggaran pendidikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) juga ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 20% dari belanja daerah, dan anggaran ini digunakan untuk mendanai urusan pendidikan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Baca jugaTahun Ini, Masih Menanti Janji Pembangunan Gedung Sekolah SDN 26 dari Disdikbud. 

Di tengah kemewahan fasilitas taman-taman hiburan yang dibangun oleh Pemerintah Kota, terdapat derita generasi bangsa yang semestinya mendapatkan pendidikan yang layak. Namun, anggaran fantastis tersebut belum mampu mengatasi kondisi sekolah yang sangat memprihatinkan.

Keluhan Para Orang Tua

Para orang tua siswa tak bisa menyembunyikan kekecewaan mereka terhadap sikap Pemerintah Kota yang seakan tutup mata.

“Kalau untuk kita orang tua, secepatnya dapat dibangun, karena kasihan anak-anak kami dengan kondisi bangunan yang tidak layak. Mereka kepanasan saat belajar, dan bangunan yang ada sangat berbahaya jika terjadi gempa lagi, sampai ada anak pingsan saat belajar karena tak tahan dengan panasnya ruangan kelas, ” ujar Reni, seorang wali murid, sambil menyeka air mata. Jum’at (2/8/2024) usai pertemuan wali siswa.

Baca jugaDugaan Pemotongan Gaji Guru,Kepsek dan ASN di Kota Palu Terungkap, Bendahara Gaji Dinas Dikbud Diduga Terlibat

Orang tua lainnya menambahkan bahwa bangunan sementara yang digunakan saat ini tidak memadai. “Jika terik, panasnya luar biasa. Sementara jika hujan, ruang kelas kebanjiran dan banyak serangga atau nyamuk yang menggigit para siswa,” tambah seorang wali murid sambil terisak. Mereka berharap Pemerintah segera memperhatikan kondisi ini dan membangun sekolah yang layak.

Kekecewaan Terhadap Janji Manis Pemerintah

Kekecewaan mendalam juga diungkapkan oleh wali murid kelas IV.

“Survei dan foto-foto yang dilakukan pemerintah hanya sebatas itu saja. Janji tinggal janji manis dari Pemerintah Kota tak kunjung direalisasikan,” ujarnya menahan tangis.

Para orang tua menambahkan bahwa sebelumnya fasilitas WC di SDN 26 Palu tidak ada. “Anak-anak kami biasa buang air besar di luar sekolah. Berkat kesepakatan orang tua siswa tahun lalu, kami bergotong royong membangun WC. Alhamdulillah, sekarang sudah bisa digunakan,” kata Rosmawati, kepada media ini, pada Jumat (2/8/2024) salah satu wali murid, dengan mata berkaca-kaca.

Ironi di Balik Adipura

Kesuksesan Adipura yang diraih Pemerintah Kota Palu menjadi ironi besar. Di satu sisi, penghargaan bergengsi diraih, namun di sisi lain, kebutuhan dasar pendidikan diabaikan. Para siswa SDN 26 Palu layak mendapatkan fasilitas yang lebih baik. Pemerintah Kota Palu harus segera memberikan perhatian serius terhadap kondisi ini.

Sungguh memprihatinkan melihat generasi penerus bangsa terpaksa belajar dalam kondisi yang tidak layak, sementara anggaran besar tersedia. Ini bukan hanya masalah infrastruktur, tetapi juga masalah moral dan komitmen pemerintah dalam menciptakan masa depan yang lebih baik untuk anak-anak kita. YUN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *