PALU. PIJARSULTENG. ID, – Dalam Rangka Peningkatan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) maka Mendukbangga/BKKBN SulawesiTengah (Sulteng) menyelenggarakan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana Tingkat Provinsi Sulteng tahun 2025 dengan tema “Optimalisasi Bonus Demografi dan Peningkatan Sumber Daya Manusia Menuju Indonesia Emas 2025”.
Pelaksanaan Kegiatan Rapat Kerja Daerah Program Bangga Kencana Tingkat Provinsi Sulteng tahun 2025 dilaksanakan di Hotel Best Westen, Selasa (8/7/2025).
Dalam kegiatan itu, Kepala Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Sulteng, Tenny C Suriton dalam sambutannya menyatakan Rakerda Program Bangga Kencana merupakan pertemuan tahunan yang diselenggarakan untuk membahas dan mengevaluasi pelaksanaan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di tingkat daerah, serta menyusun rencana kerja untuk periode selanjutnya.
Baca Juga : Wakil Gubernur Apresiasi Program Perwakilan BKKBN Sulteng Dukung Berani Sehat
“Rakerda ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi, sinergi, dan kolaborasi antarinstansi terkait dalam mencapai target program, termasuk peningkatan kualitas keluarga, pengendalian penduduk, dan penurunan angka stunting. ” Jelasnya.
Tujuan dan Manfaat Rakerda Program Bangga Kencana antara lain
Evaluasi dan Perencanaan:
Rakerda menjadi wadah untuk mengevaluasi capaian program Bangga Kencana di tahun sebelumnya dan menyusun rencana kerja yang lebih baik untuk tahun berikutnya.
Koordinasi dan Sinergi:
Pertemuan ini mempertemukan berbagai pihak terkait, seperti dinas terkait, organisasi kemasyarakatan, dan pemangku kepentingan lainnya, untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi dalam pelaksanaan program.
Peningkatan Kualitas SDM:
Rakerda juga berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama melalui program keluarga berencana dan pendidikan kependudukan, untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Percepatan Penurunan Stunting:
Rakerda menjadi momentum untuk mempercepat upaya penurunan angka stunting melalui berbagai intervensi yang terkoordinasi.
Beberapa poin penting yang dibahas dalam Rakerda Program Bangga Kencana:
Optimalisasi Bonus Demografi:
Membahas bagaimana memanfaatkan bonus demografi (usia produktif yang lebih banyak) untuk pembangunan negara, dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program Bangga Kencana.
Baca Juga : Menuju Harganas ke -32 Wali Kota Palu, Melepas Kirab Bangga Kencana 2025 Menuju Donggala
Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB:
Memastikan ketersediaan dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang terjangkau dan merata bagi seluruh masyarakat.
Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga:
Memperkuat ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui berbagai program yang mendukung peningkatan kualitas hidup keluarga.
Penguatan Sistem Data dan Informasi:
Meningkatkan kualitas dan pemanfaatan data program untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat dan efektif.
Penguatan Advokasi dan Sosialisasi:
Meningkatkan upaya advokasi dan sosialisasi program Bangga Kencana kepada masyarakat luas.
BKKBN sedang menggalakkan 5 program prioritas atau “quick win” yang bertujuan untuk mempercepat peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan keluarga sejahtera.
Kelima program ini merupakan bagian dari upaya BKKBN yang kini bertransformasi menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Berikut adalah 5 program quick win BKKBN:
1. Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING):
Fokus pada upaya pencegahan stunting dengan melibatkan orang tua asuh untuk memberikan nutrisi dan pemantauan kesehatan pada keluarga berisiko stunting, terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
2. Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA):
Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak dengan memberikan pengasuhan yang berkualitas.
3. Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI/GATE):
Menekankan pentingnya peran ayah dalam keluarga, termasuk dalam pengasuhan dan pendidikan anak.
4. Lansia Berdaya (SIDAYA):
Program ini berfokus pada pemberdayaan lansia agar tetap produktif dan mandiri secara ekonomi dan sosial.
5. Supper Apps tentang Keluarga:
Pengembangan aplikasi berbasis teknologi informasi yang menyediakan informasi dan layanan terkait keluarga, termasuk kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan.
Kelima program ini diharapkan dapat bersinergi untuk mewujudkan keluarga Indonesia yang sejahtera dan berkualitas, serta berkontribusi pada pembangunan SDM yang unggul.
Sementara Gubernur Sulteng melalui wakil gubernur (Wagub) Renny Lamadjido mengatakan dalam beberapa tahun terakhir hasil sensus laju pertumbuhan cukup drastitis 1,96 % penduduk hanya sebesar 2juta jiwa telah menghemat penduduk sejumlah, menurunkan jumpah penduduk, keluarga berencana.
” Program ini Provinsi Sulteng membuat angka stunting menurun menjadi 2,6 % angka ini mendekati tingkat pengganti populasi, juga menurunkan angka kelahiran.
Olehnya tugas BKKBN mengatur produksi.
Apalagi Program Bangga Kencana, yang merupakan kependekan dari Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana, memiliki 5 program utama yang saling berkaitan. Program ini bertujuan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas dan berketahanan serta berkontribusi pada pembangunan nasional.
Lima program tersebut adalah:
Pembangunan Keluarga: Fokus pada pembentukan keluarga yang berkualitas, berencana, dan sejahtera.
Kependudukan: Mengelola pertumbuhan penduduk, persebaran, dan mobilitas penduduk yang seimbang.
Keluarga Berencana: Memberikan pelayanan informasi dan kontrasepsi untuk mengatur kelahiran.
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia: Berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan keterampilan anggota keluarga.
Pengembangan Lingkungan Keluarga: Menciptakan lingkungan keluarga yang sehat, aman, dan mendukung tumbuh kembang anggota keluarga.
Program-program ini dilaksanakan melalui berbagai kegiatan dan intervensi di tingkat keluarga, masyarakat, dan wilayah.
” Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga Indonesia dan mewujudkan keluarga yang berketahanan. ” Papar Renny Lamadjido
Hal itu disupport dari Dr. Drs. Wahidin, M.Kes Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi melalui Virtual Meeting.
Dalam zoom meeting dengan temaIntegrasi Quick Wins Kemedukbangga – Berani Cerdas Berani Sehat untuk Indonesia
Pernikahan Dini dan Stunting Masih Jadi Tantangan Serius di Sulawesi Tengah
Pernikahan di usia dini masih menjadi permasalahan yang memerlukan perhatian serius. Banyak dampak negatif yang ditimbulkan, mulai dari ketidaksiapan fisik dan mental, hingga risiko tinggi terhadap kehamilan dan kesehatan ibu.
Untuk itu, kata dr Wahidin upaya pencegahan pernikahan dini harus terus digencarkan, salah satunya melalui kerja sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) untuk memberikan motivasi dan edukasi kepada pasangan muda agar menunda pernikahan sampai usia yang cukup matang.
Selain itu katanya Presiden telah menargetkan penurunan angka stunting secara nasional, namun di Provinsi Sulteng, data menunjukkan masih tren sebaliknya. Pada tahun 2024, angka stunting justru mengalami peningkatan.
Salah satu penyebabnya adalah masih tingginya angka pernikahan dini, serta rendahnya cakupan pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil yang belum mencapai target 90%.
Bahkan cakupan pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil juga masih perlu ditingkatkan. “Pemeriksaan kehamilan yang rutin sangat penting untuk mendeteksi risiko sejak dini dan memastikan tumbuh kembang janin berjalan optimal, sehingga dapat mencegah bayi lahir dengan risiko stunting.” papar dr Wahidin.
Posyandu juga berperan penting dalam menurunkan angka stunting. Saat ini, tingkat keberadaan Posyandu di kabupaten/kota baru mencapai 80%. Namun, Kabupaten Poso menjadi salah satu daerah yang berhasil mencapai cakupan 100% Posyandu aktif.
Hal ini tidak terlepas dari peran Bupati yang juga seorang dokter, sehingga memiliki perhatian khusus terhadap isu kesehatan masyarakat.
Jika stunting tidak segera ditekan, maka target Indonesia Emas 2025 akan sulit tercapai. Pencegahan stunting harus menjadi prioritas bersama demi menciptakan generasi sehat dan berkualitas di masa depan.
Sebelum dilanjutkan Rakerda, Kepala Kemendukbangga/BKKBN Sulteng mengukuhkan sebanyak 15 orang Ayah Teladan.
Setelah itu dilanjutkan Rakerda. Pasalnya Rakerda juga menjadi ajang pemberian penghargaan kepada pihak-pihak yang berprestasi dalam pelaksanaan program Bangga Kencana.
Dengan demikian, Rakerda Program Bangga Kencana merupakan forum penting untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana di tingkat daerah, serta berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan nasional. NIA