Penyuluh KB Pinembani Wafat, Menteri Video Call Sampaikan Belasungkawa

Sulteng53 Dilihat
iklan

PALU. PIJAR SULTENG.ID,- Duka mendalam menyelimuti keluarga besar Kementerian Kependudukan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN atas wafatnya Ariel Sharon, Penyuluh Keluarga Berencana (KB) yang bertugas di wilayah terpencil Kecamatan Pinembani, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) .

Ia menghembuskan napas terakhir pada Rabu malam, (9/7/2025) pukul 23.30 WITA, tepat dalam pelukan sang istri, Agnes Hartuti Tarima.

“Jatuh pas di sini (dada). Saya dengar betul, dia mendengkur sekali… lalu diam,” ucap Agnes sambil menunjuk dadanya.

Tak ada yang menyangka malam itu menjadi akhir dari pengabdian panjang Ariel sebagai penyuluh KB di garis depan.

Kabar kepergiannya tidak hanya mengharu biru keluarga, tetapi juga menggugah empati nasional.

Menteri Kemendukbangga/BKKBN Wihaji menyampaikan langsung belasungkawa melalui video call kepada istri almarhum.

“Saya ikut berduka mewakili keluarga besar Kemendukbangga atas berpulangnya Bapak Ariel. Saya yakin tugasnya luar biasa dan penuh dedikasi. Kalau ada apa-apa, bisa komunikasi dan koordinasi, ya, Bu. Mohon maaf saya belum bisa berkunjung. Tetap tabah, Bu. Tuhan memberikan jalan terbaik bagi suami Ibu yang telah bekerja luar biasa di lapangan,” ujar Menteri, Senin (14/7/2025).

Kepada Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng Tenny C. Soriton, Menteri juga menitipkan pesan khusus.

“Tolong dikawal ya, Pak. Kalau ada yang bisa kita bantu, kita bantu. Saya juga akan bantu,” ungkapnya.

Sebagai bentuk penghormatan, karangan bunga dari Menteri dan Wakil Menteri turut dikirimkan ke rumah duka.

Perjalanan Jenazah Tempuh 75 Kilometer

 

Gegara jalan rusak parah di Pinembani kabupaten Donggala Jenasah diantar menggunakan motor ke Palu. Foto : Istimewa

Ariel berpulang di tempat diriya bertugas yang terletak sekitar 75 kilometer dari Kota Palu, melintasi jalur yang sulit dijangkau dan sebagian besar hanya bisa dilalui dengan sepeda motor.

Mobil Puskesmas di wilayah tersebut dilaporkan dalam keadaan rusak, sehingga tak dapat digunakan untuk mengantar.

Keluarga akhirnya memutuskan membawa jenazah ke Palu menggunakan sepeda motor yang baru dibeli almarhum pada April lalu.

Jenazah dibungkus kain jarik dan dibaringkan di atas rangka kayu yang dimodifikasi di bagian belakang motor.

“Yang membonceng adalah masih keluarga dari Kulawi,” ungkap pihak keluarga.

Perjalanan itu bukan hal yang mudah. Biasanya, untuk menjangkau lokasi tempat almarhum bertugas dari Palu, masyarakat menggunakan ojek dengan tarif pulang-pergi sebesar Rp600 ribu.

Dari titik tugas ke Desa Dombu ditempuh selama 3 jam perjalanan, lalu dari Dombu ke Palu memakan waktu sekitar 1 jam.

Sebuah video yang sempat beredar dan menampilkan mobil putih terparkir di lokasi menjadi sorotan. Namun Agnes menjelaskan, mobil tersebut adalah milik sang ayah yang sudah lama tidak bisa digunakan.

“Itu mobil memang dari dulu ada di sana, tapi sudah tidak bisa jalan. Dulu bisa masuk waktu jalannya bisa dilalui, tapi sekarang so te (tidak) bisa karena jalan kembali rusak kalua hujan turun,” jelasnya.

Kisah perjalanan jenazah Ariel yang penuh keterbatasan ini menyentuh banyak pihak. Kepala Daerah setempat pun telah turun tangan dan menyampaikan komitmennya untuk membantu.

Laporan yang diterima Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Tengah menyebutkan bahwa dalam waktu dekat, jalan menuju wilayah tugas Ariel akan diperbaiki serta akan ditambahkan armada operasional, termasuk kendaraan layanan kesehatan.

Langkah tersebut menjadi bentuk nyata respons cepat dari pemerintah daerah atas peristiwa ini, sekaligus upaya menjamin perlindungan dan kemudahan akses bagi tenaga penggerak pembangunan keluarga di wilayah terpencil.

Ariel memulai kiprahnya sebagai penyuluh KB sejak 2016 sebagai tenaga honorer. Meski bertugas di wilayah dengan medan berat dan akses terbatas, ia tak pernah goyah. Setelah enam tahun pengabdian, pada 1 Juli 2023, ia resmi diangkat sebagai ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Sebagai Penyuluh KB Terampil, golongan tujuh, Ariel bertanggung jawab membina Desa Bambakaenu dan Desa Dangara’a, yang terletak di pelosok Kecamatan Pinembani. Medan yang menantang tak pernah menghalangi langkahnya untuk hadir dan memberi layanan terbaik bagi masyarakat. Agnes mengenang Ariel sebagai pribadi yang hangat, ringan tangan, dan selalu tersenyum.

“Selalu senyum. Kadang saya tanya, ‘kenapa kamu senyum terus?’ Tapi memang begitu orangnya. Dusun-dusun tempat dia bekerja berjauhan, penduduknya banyak,” ujarnya lirih.

Di hadapan jajaran pimpinan yang datang melayat, Agnes bercerita tentang momen pasca almarhum dikebumikan.

“Tadi malam, anaknya cari ke mana-mana, ‘Papa, papa…’ Biasanya pulang kerja dia langsung bermain dengan anak-anak, sebelum tidur” Cerita Agnes.

“Ini saja tadi dia keliling rumah cari-cari bapaknya,” tambahnya.
Ariel meninggalkan seorang istri dan putra kecilnya, Azarel Kenley Huma serta orang tuanya Yanent Kristin Huma dan Elsi S Togero.

Kepergian Ariel Sharon bukan sekadar kehilangan seorang penyuluh KB, melainkan hilangnya seberkas cahaya kecil yang selama ini menerangi sudut-sudut pelosok negeri dengan kerja sunyi dan ketulusan hati. Ia tidak berpulang di tengah keramaian, tetapi di tengah masyarakat yang ia layani dengan cinta. Langkahnya telah meninggalkan jejak yang tak mungkin dihapus di tanah yang ia lintasi, di data keluarga yang ia catat, dan di hati orang-orang yang mengenalnya lewat senyum dan kerja kerasnya.

Kini, ia telah kembali dari menempuh jalan panjang, demi sampai ke pelukan terakhir orang-orang yang mencintainya.

Penulis: Lanyolla
Editor: Budiman
Foto: Hubungan Masyarakat Informasi Publik
Tanggal Rilis: 14 Juli 2025
Waktu: Pk. 16.17 WITA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *