PLTA dapat Menjadi Penggerak Pembangunan Berkelanjutan

Ekonomi149 Dilihat
iklan

Di tengah tantangan global untuk mencapai keberlanjutan ekonomi, PLTA muncul sebagai kunci solusi masa depan. Dengan mengadopsi praktik inovatif dan bertanggung jawab, Managemen PT Poso Energy di Desa Solewana memiliki potensi untuk menjadi pionir perubahan positif dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi planet ini.

Berikut Laporan BJ Sri Hafsa / Pijar Sulteng. Com

Sejak beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Desa Sulewana Kabupaten Poso, yang dikelola oleh PT Poso Energy dipimpin Achmad Kalla, serasa membuka cakrawala yang luas terhadap perekonomian di kabupaten Poso khususnya dan Sulawesi Tengah (Sulteng) pada umumnya. Apalagi saat ini ketersediaan pasokan listrik sangat dibutuhkan untuk semua leading sektor pembangunan di daerah ini.

Waduk PLTA Poso yang telah diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo. Foto : Dokumen PT Poso Energy
Waduk PLTA Poso yang diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo, 25/2/2022. Foto : Dokumen PT Poso Energy

Sebelum beroperasinya PLTA Poso. Provinsi Sulteng kerap kali dijuluki kota gelap gulita. Hal itu disebabkan sepanjang malam selalu terjadi pemadam yang tak terkendali meskipun kala itu, ada pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menyuplai. Namun tak bisa memenuhi kebutuhan pasokan listrik di wilayah Sulteng, seperti di Palu, Poso dan sekitarnya. Kota Palu saja sebagai jantung kota Provinsi Sulteng tak mampu dipenuhi padahal hanya membutuhkan pasokan listrik sekitar 250 Megawatt (MW), dengan jumlah layanan 347ribu pengguna. Beban puncak diperkirakan mencapai 130 MW .

“ Kami pun sangat merasakan bagaimana kondisi saat itu sering mati lampu, banyak barang elektronik yang rusak dan konsentrasi ke pelayanan pelanggan tak menentu. Omset pun jadi turun,” tutur Fais, salah seorang owner Raja Penyet yang berada di bilangan Jalan Ahmad Yani mewakili wong cilik yang nasibnya juga menggantungkan harapan pada listrik.

Kerapkali kala itu, medio 2011 menjumpai Humas PT PLN Cabang Palu, Petrus Walasary untuk minta penjelasan terjadinya pemadaman itu dikarenakan suplai daya PLTU turun drastis.Dalam kondisi normal, dua unit mesin PLTU di Palu mampu menyuplai daya listrik ke PLN setempat berkisar 22-24 megawatt.

Dua PLTA Poso beroperasi Bauran EBT PLN naik menjadi 38.38 persen. Foto : Ilustrasi
Dua PLTA Poso beroperasi Bauran EBT PLN naik menjadi 38.38 persen. Foto : Ilustrasi

“ Ya dalam beberapa hari PLTU hanya mampu menyuplai daya listrik tujuh sampai delapan megawatt,” bebernya.

Tapi semenjak beroperasinya PLTA Sulewana, angin segar pun dirasakan bagi warga setempat dan sekitarnya, bukan hanya di Kabupaten Poso, namun di semua kabupaten di Sulteng merasakan dampaknya. Membuat pencerahan bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan meningkat.

Dampak dari pembangunan PLTA Poso terbarukan itu dirasakan bukan hanya industri rumah tangga saja tapi sektor lainnya pun turut meningkat sehingga lapangan pekerjaan pun semakin terbuka lebar.

PT Poso Energy Menyerap Tenaga Kerja

Komitmen managemen PT Poso Energy memberikan peluang kepada warga lokal. “Kami juga selalu memperhatikan kondisi perekonomian warga lokal sehingga banyak – banyak tenaga kerja diambil dari tenaga kerja lokal,” ujar Ismed Rahmad Kartono, Manager Bisnis PT Poso Energy, saat bincang medio Desember 2022 bertempat di PGH.

Dia menuturkan perusahaan Poso Energy sejak tahun 2005 – 2023 sudah menyerap tenaga kerja dari karyawan lokal poso mencapai 1.339 orang yang masih aktif.

Adapun rincian tenaga terhitung 2005 – 2022 sejumlah 1.090 karyawan terdiri dari , tenaga non eksekutif sejumlah 1.076 orang (820 karyawan dari kabupaten Poso dan 256 orang dari luar kabupaten Poso), dan tenaga eksekutif berjumlah 14 orang.

Tahun 2023 ada ketambahan karyawan lagi sebanyak 286 karyawan terdiri dari karyawan tenaga kerja non eksekutif sejumlah 242 orang (205 karyawan dari kabupaten Poso dan 37 orang dari luar kabupaten Poso) tenaga eksekutif sejumlah 7 orang.

“ Pokoknya hingga saat ini tenaga kerja lokal itu mencapai 85 persen, untuk tenaga kerja konstruksi sebanyak 820 karyawan lokal konstruksi PLTA Poso dan 345 karyawan untuk operasional dan pemeliharaan Mega Watt ” jelas Ismed

Kegembiraan Tergambar di Lingkup Orang Tua Karyawan PT Poso Energy

Haerawati Rahman (45) tampak duduk di bangku butut di halaman parkir bis angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP). Ibu dua anak itu, duduk di sana sejak sejam lalu. Ditemani camilan dan sebotol air mineral, ia tampak sabar.

Memainkan gawai di tangannya, sesekali kepalanya mendongak kearah parkir yang sunyi, memastikan setiap mobil yang masuk di areal parkir di Jalan Samratulangi Palu. Ia sedang menanti seseorang dari Kabupaten Poso. Beberapa saat kemudian, mobil bis berkelir biru masuk. Ia beringsut dari tempat duduknya, memastikan para penumpang.

Sesaat ia beranjak dari tempat duduknya, menuju pintu belakang dengan langkah tergesa. Berdiri beberapa saat, ia kemudian memeluk pria berambut tipis. Tak lama, keduanya berpindah ke mobil avanza hitam, yang membawanya keduanya ke kampungnya di Donggala.

Pada pembicaraan sebelumnya, Haerawati mengaku anaknya Ardian bekerja di PLTA Sulewana di Kabupaten Poso. Kepulangannya kali ini ada keperluan yang mendesak.

”Dia izin beberapa hari setelah itu pulang lagi,” ucap ibu muda ini, pada Kamis 16 September 2023. Ardian kini menjadi tulang punggung ekonomi keluarganya. Ayahnya wafat saat gempa 28 September 2018 lalu.

Ibunya menjual kue basah di Pasar Donggala. Lulus SMA melamar pekerjaan sebagai sopir yang menyuplai logistik di PLTA Solewana. Ardian tak sendiri. Di Kabupaten Donggala dan Kota Palu, banyak anak muda yang menjadi tenaga kerja di PLTA. Mereka menjadi harapan ekonomi keluarga.

Husen Ahmad (56) warga di Tawaeli – Palu Utara, juga mengirim dua putranya menjadi tenaga kerja di sana.

Husen menuturkan, dua anaknya usai lulus dari SMK di Palu sempat bekerja di industri kerajinan rotan di Palu Utara – Kota Palu, Sulteng. Namun pandemi yang menghajar selama dua tahun lebih, membuat sejumlah bisnis tiarap. Kakak beradik pun tak bisa melanjutkan pekerjaan mereka sebagai buruh di pabrik itu.

Menyadari posisi mereka sebagai tulang punggung ekonomi, keduanya mencari peruntungan di PLTA di Kabupaten Poso – hingga akhirnya berhasil menjadi buruh. Husen mengelak merinci gaji kedua anaknya tersebut. Namun ia menunjuk, lantai ubin, lemari es dan plafon rumah dan serta satu stel kursi empuk yang masih tampak baru. ”Ini semua dari hasil gaji anak saya. Dorang yang beli semua ini,” katanya sambil melayangkan pandangannya ke seisi rumah.

PLTA Poso dapat Menjadi Penggerak Pembangunan Berkelanjutan

Selain itu Manager Lingkungan dan CSR Poso Energy , Irma Suriani menuturkan PT Poso Energy dan komitmen membangun masa depan berkelanjutan bukan hanya mengejar pertumbuhan ekonomi. Tetapi juga tentang melindungi lingkungan dan memastikan kesejahteraan masyarakat. Dengan menerapkan teknologi sistem pengelolaan bernama run-off river (ROR) yang inovatif, energi bersih, tanggung jawab secara sosial dan lingkungan, mengelola limbah dan pelibatan masyarakat, PLTA Poso dapat menjadi penggerak pembangunan yang berkelanjutan.****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *