Wabup Parimo Hadiri HUT Desa Khatulistiwa ke – 18 Kecamatan Tinombo Selatan Dirayakan dengan Berkualitas Berpijak Kearifan Lokal

Parigi33 Dilihat
iklan

PARIMO.PIJARSULTENG.ID- Wakil Bupati Parigi Moutong (Parimo) Abdul Sahid menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun Desa Khatulistiwa Ke-18, Kecamatan Tinombo Selatan dengan tema “Semangat dalam persatuan, untuk membangun Desa Khatulistiwa yang berinovasi dan berkualitas, yang berpijak pada kearifan lokal”. Bertempat di Tugu Khatulistiwa. Rabu (9/7/2025).

Wakil Bupati, Abdul Sahid menyampaikan, kedepannya agar dalam program Bupati dan Wakil Bupati ada visi-misi yang harus selesaikan agar ini tidak menjadi momok bagi pemerintah.

Dalam program 100 hari kerja, Wabup menghimbau marilah bergandengan tangan, untuk selesaikan program tersebut sehingga masyarakat tidak bertanya-tanya sampai di mana program 100 hari kerjanya mereka.

Wabup juga mendapat informasi bahwa di sejumlah Desa masyarakat menginginkan jangan ada tambang galian emas. Pemerintah akan mendukung hal tersebut, sehingga program Pemerintah berupa percetakan sawah baru dapat terealisasikan.

Atas nama Erwin-Sahid, selaku Pemerintah yang terpilih, Wabup mengucapkan selamat atas hari ulang tahun Desa Khatulistiwa yang ke-18.

“Semoga ke depan pemimpin dan masyarakatnya tetap dalam perlindungan oleh Allah SWT,” ucapnya.

Dalam tujuh hari ke depan, di Desa Khatulistiwa akan ada lomba dan pertandingan. Olehnya Wabup meminta kepada semua agar sportivitas di dalam pelaksanaan lomba dan pertandingan tetap ditanamkan dalam hati.

Berikutnya, program Erwin Sahid tentang kebersihan, menghimbau kepada perangkat Pemerintah yang ada di Desa dan masyarakat untuk menjaga kebersihan dengan baik.

“Tolong dijaga dengan baik, Insya Allah kedepan, Pemerintah akan men-support tempat ini menjadi tempat wisata,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia, Jiman dalam laporannya mengatakan tema kegiatan
“Semangat dalam persatuan, untuk membangun Desa Khatulistiwa yang berinovasi dan berkualitas, yang berpijak pada kearifan lokal” ini bukan hanya slogan, tetapi sebuah gerakan sosial yang membuktikan bahwa kemajuan desa tidak harus mengorbankan identitas budaya. Dengan kekuatan persatuan dan gotong royong, bisa wujudkan desa yang mandiri, adaptif terhadap zaman, dan tetap berakar kuat pada nilai-nilai lokal.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed