Grand Sya Hotel Palu Hadir di Palu, Bernuansa Klasik Modern Tradisional

Ekonomi183 Dilihat
iklan

PALU, PIJARSULTENG. ID, –Setelah resmi dilauching medio Jumat (27/6/2025) Grand Sya Hotel yang berada di bilangan  Jalan Sam Ratulangi, Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Kini kembali menggelar gathering dan perkenalan menu untuk bulan Agustus di lantai 9, Rabu (23/7/2025).

General Manager Grand The Sya Hotel, Guntoro Purnomo dihadapan para tamu yang hadir menjelaskan mengapa Hotel dinamakan The Sya itu diambil dari singkatan nama pemiliknya Syafruddin dan Astrid .

Sementara kata “Grand” merupakan makna yang merujuk pada sesuatu yang ingin tumbuh besar. Sebenarnya ini hotel ke dua dengan wajah baru dengan identitas Grand Sya. Setelah  hotel The Sya yang telah luluh lantak akibat gempa bermagnitudo 7,4 yang melanda Kota Palu medio tahun 2018.

GM Grand The Sya, Guntoro Purnomo menjelaskan keunggulan dari Hotel, dihadapan mitra gathering dihelat di lantai 9, Rabu (23/7/2025) Foto : Nia Amanda

Hotel ini  kembali hadir berada di lokasi berbeda, bisa menambah koleksi perhotelan di Kota Palu,  mengusung konsep modern klasik dengan ornamen batu marmer dan kayu hitam menjadi ciri khas memadukan standar pelayanan internasional dan sentuhan lokal yang kental.

“Kami tetap mengedepankan standar internasional, artinya mutu tetap menjadi prioritas. Jadi kita juga punya mutu (We will deliver our excellent servis), kita mau memberikan service juga yang terbaik, konsepnya  adalah klasik modern dengan muatan lokal yang kuat. Unsur lokal tidak mengurangi esensi kemewahan atau nilai modernitas dari hotel tersebut, “beber Guntoro.

Selain itu, kata Guntoro hotel ini tetap menggunakan bahan dari lokal  seperti batu-batu diambil dari Donggala yang disusun artistik, serta kayu hitam yang  tempatkan di berbagai sudut hotel, memberikan nuansa klasik namun tetap modern.

Saat ini masih dilengkapi 72 Kamar direncanakan 168 kamar  yang menjadikannya salah satu hotel terbesar di Kota Palu. Di lantai dua, tersedia restoran bernama Galeri yang menampilkan lukisan seluruh ibu kota kabupaten di Sulteng  mulai dari Kota Palu, Sigi, Parigi, hingga daerah lainnya.

Pihaknya juga sedang menyiapkan teropong di lantai 9, agar tamu dapat menikmati keindahan Teluk Palu dan Lembah Palu.

Selain itu, Grand Sya Hotel menyediakan family rooms di setiap lantai, deluxe room, superior room, serta 3 meeting room eksekutif mulai ukuran besar, sedang dan kecil di lantai 3.Meeting Room juga disiapkan di lantai 9 dirancang untuk pertemuan penting, seperti rapat bilateral.

Lobby dipenuhi klasik modern. Ciri khas ada tanda putar ornamen, warna hijau.  Cendana Boll Room kapasitas 1000 kursi.

” Kami ingin Grand Sya Hotel menjadi pilihan utama, bukan hanya untuk menginap, tetapi juga sebagai tempat menciptakan pengalaman berkesan di Sulteng,” pungkas Guntoro.

Kehadiran kembali hotel ini disambut hangat oleh masyarakat dan pelaku usaha pariwisata.

Selain menambah kapasitas hunian, Grand Sya Hotel juga diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lokal dan menjadi tempat berkumpulnya ide, pertemuan, hingga kenangan baru bagi kota yang telah melewati badai. Palu boleh direbut, tapi semangat warganya tetap utuh. Dan kini Grand Sya Hotel berdiri menjadi saksi bahwa dari puing-puing kehancuran, kebangkitan selalu mungkin dimulai dengan cinta.

Pokoknya Grand Sya Hotel juga ditargetkan mampu menyerap tenaga kerja lokal, sekaligus menjadi tempat bertemunya ide, pertemuan, dan kenangan baru bagi masyarakat.

Owner, Syafrudin kala itu menuturkan bahwa kebangkitan Grand Sya Hotel bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi simbol perjuangan batin dan semangat tak kenal menyerah.

“Kalau sesuatu dikerjakan dengan hati dan kesungguhan, jangan pernah takut. Pasti akan ada yang mencetaknya, Kami ingin Palu bangkit, dan Grand Sya Hotel menjadi bagian dari perjalanan itu. Ini bukan hanya tentang bisnis, tapi tentang harapan,” Tutur Syafrudin saat launching kala itu.

Guntoro menambahkan kehadiran kembali hotel ini disambut hangat oleh masyarakat dan pelaku usaha pariwisata.

Selain menambah kapasitas hunian, Grand Sya Hotel juga diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lokal dan menjadi tempat berkumpulnya ide, pertemuan, hingga kenangan baru bagi kota yang telah melewati badai. NIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *