OJK dan BPS Umumkan Hasil SNLIK Tahun 2025 Capai 66,46 Persen

Ekonomi50 Dilihat
iklan

JAKARTA, PIJARSULTENG. ID– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025 pada Jumat (2/5/2025).

Hasil survei menunjukkan peningkatan indeks literasi keuangan nasional menjadi 66,46 persen dan inklusi keuangan mencapai 80,51 persen, naik dibandingkan capaian tahun sebelumnya.

Pengumuman ini disampaikan Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi dan Deputi Statistik Sosial BPS Ateng Hartono di Kantor BPS, Jakarta.

SNLIK 2025 merupakan kolaborasi kedua antara OJK dan BPS sebagai dasar evaluasi dan perumusan strategi literasi serta inklusi keuangan nasional.

“Data ini menjadi landasan penting untuk menyusun kebijakan yang inklusif dan berbasis kebutuhan nyata masyarakat,” ujar Friderica.

Dua Metode Pengukuran
SNLIK 2025 menggunakan dua metode utama:
• Metode Keberlanjutan, mencakup sembilan sektor jasa keuangan plus sistem pembayaran, menghasilkan indeks literasi 66,46 persen dan inklusi 80,51 persen.

• Metode Cakupan DNKI, dengan cakupan sektor diperluas termasuk BPJS dan koperasi, mencatat indeks literasi 66,64 persen dan inklusi lebih tinggi, yakni 92,74 persen.
Hasil Berdasarkan Profil Sosial.

Survei dilakukan terhadap 10.800 responden berusia 15–79 tahun di 120 kabupaten/kota, menunjukkan:

• Literasi dan inklusi lebih tinggi di wilayah perkotaan dibandingkan perdesaan.
• Laki-laki memiliki tingkat literasi keuangan sedikit lebih tinggi daripada perempuan.
• Kelompok usia 26–35 tahun mencatat indeks tertinggi, sementara usia 15–17 tahun dan 51–79 tahun terendah.
• Pendidikan tinggi berbanding lurus dengan indeks yang tinggi: lulusan perguruan tinggi memiliki indeks literasi 90,63 persen dan inklusi 99,10 persen.
• Kelompok pegawai, pensiunan, dan wiraswasta mencatat literasi dan inklusi tertinggi; petani, nelayan, dan pengangguran terendah.

Sektor perbankan masih menjadi penopang utama literasi dan inklusi keuangan nasional dengan capaian tertinggi di antara seluruh sektor jasa keuangan.

Fokus Literasi Inklusif
OJK menyatakan bahwa hasil SNLIK 2025 akan menjadi pijakan utama dalam menyasar kelompok rentan yang literasinya masih di bawah rata-rata nasional, seperti perempuan, penduduk desa, dan kelompok berpendidikan rendah.

“Strategi edukasi keuangan ke depan akan diarahkan lebih fokus kepada kelompok-kelompok ini agar tidak tertinggal dalam akses keuangan,” tambah Friderica.

Upaya tersebut sejalan dengan Peta Jalan Pengawasan Perilaku PUJK, RPJMN 2025–2029, dan RPJPN 2025–2045 yang menargetkan pertumbuhan inklusi keuangan yang menyeluruh dan berkelanjutan. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *