Smelter Nikel di Kawasan PT IMIP Meledak, Banyak Korban Tewas dan Luka bertambah

Sulteng252 Dilihat
iklan

 MOROWALI.PIJARSULTENG.ID,- Tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) dilaporkan mengalami ledakan hebat. Korban jiwa pun banyak yang  berjatuhan akibat insiden ini..

Ketua Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional  untuk Demokrasi ( LMND) Sulteng, Agung Trianto, S.M , angkat bicara terkait kebakaran hebat yang melanda PT ITSS di Kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (PT IMIP)  Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) hari ini, Minggu (24/12/2023).

Baca Juga :Membuka Harapan Baru Bagi Warga Morowali

Agung sangat menyayangkan kejadian ini terjadi lagi dan berbela sungkawa atas korban yang berjatuhan akibat ledakan.
“Saya turut beduka cita atas kejadian ini, ini menjadi catatan penting Bagi kita semua. Kejadian seperti ini pernah terjadi sebelumnya. Kejadian seperti ini mebuka mata kita bahwa Negara tidak hadir untuk kelas pekerja.. harusnya kejadian yang pernah terjadi sebelumnya menjadi tahapan evaluasi bagi pemerintah”
Agung  menambahkan, seyogyanya kejadian ini menjadi sirine bagi pemerintah Indonesia agar perusahaan asing dapat dikontrol dengan ketat, Kontrol pemerintah dimaksud Agung tidak hanya terbatas pada keselamatan dan kesehatan kerja (K3) buruh, namun juga termasuk upah layak.

Baca Juga : Balai POM Gelar Monitoring dan Evaluasi Keamanan Pangan Terpadu di Morowali Utara

Tungku smelter milik PT ITSS yang berada di Kawasan PT. IMIP menjadi bagian dari Program Pemerintah mengenai hilirisasi Pertambangan. Program hilirisasi yang menjadi program unggulan pemerintah  mampu mendorong kinerja ekonomi Indonesia.

Indonesia akan mampu mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045. Dengan melakukan hilirisasi.

Berkat program hilirisasi yang di laksanakan di kabupaten Morowali menjadikan Sulteng jadi salah satu daerah penyumbang pertumbuhan Nasional di angka 15%.
Namun program tersebut tidak memberikan dampak pada peningkatan PAD daerah juga kesejahteraan masyarkat.

Agung mengatakan, secara ekonomi mikro program hilirisasi sangat menguntungkan,  namun tidak beriringan dengan kesejahteraan masyarakat, apalagi angka kemiskinan ekstrem Sulteng mencapai 4% angka tersebut melebih standar nasional 2 %. Sulteng hanya dapat dana bagi Hasil ( DBH) dari hasil keuntungan.

Tambah Agung, buruh salah satu penggerak hilirisasi, tapi buruh yang selalu berhadapan dengan kecelakaan kerja akbibat lemahnya penerapan K3, Standar kerja dan lemahnya mitigasi kebencanaan dalam perusahaan

” Atas nama LMND Sulteng kami meminta agar pemerintah mengevaluasi standar kerja PT ITSS dan memberi sangsi tegas atas peristiwa yang terjadi. perusahaan harus bertanggung jawab penuh terhadap para korban yang meninggal dan Negara harus memastikan Standar kerja pada perusahaan di jalankan serta Memastikan Program hilirisasi memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.” Tegas Agung. humas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *