Semangat Proklamasi Berkobar di Tambang Poboya: Penambang Gelar Upacara HUT ke-80 RI

Palu10 Dilihat
iklan

PALU. PIJARSULTENG.ID, – Masyarakat penambang Poboya turut memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dengan menggelar Upacara Detik-detik Proklamasi secara sederhana namun penuh khidmat di wilayah pertambangan rakyat Kijang 30, Poboya, pada Minggu pagi (17/8/2025).

Dengan mengusung tema nasional “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, upacara ini menjadi simbol komitmen para penambang untuk tetap menumbuhkan semangat kebangsaan, meski di tengah aktivitas pertambangan rakyat yang penuh keterbatasan.

Pelaksanaan upacara dipimpin oleh Kusnadi Paputungan, selaku Koordinator Forum Rakyat Lingkar Tambang Poboya, yang bertindak sebagai Inspektur Upacara. Upacara dihadiri oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang diwakili Agussalim, SH, tokoh adat, serta ratusan penambang dan masyarakat lingkar tambang.

Bertindak sebagai Komandan Upacara adalah Yayan. Rangkaian upacara dimulai dengan penghormatan pasukan kepada inspektur upacara, dilanjutkan laporan komandan upacara, lalu pengibaran bendera Merah Putih yang dilakukan langsung oleh para penambang rakyat.

Suasana haru terasa ketika seluruh peserta mengikuti hening cipta untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan. Setelah itu, Kusnadi Paputungan memimpin pembacaan teks Pancasila yang diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan penuh semangat.

Prosesi dilanjutkan dengan pembacaan Undang-Undang Dasar 1945 oleh Sekretaris Adat Kota Palu, M. Amin Panto, dan pembacaan teks Proklamasi oleh Bendahara MPA, Walmuji Abd Rahman.

Upacara ditutup dengan doa yang dibawakan Kuasa Hukum Poboya dan Lingkar Tambang, Syarafuddin, SH. Seusai upacara, seluruh peserta melakukan sesi foto bersama sebagai bentuk kebersamaan dan persaudaraan.

Kusnadi Paputungan dalam sambutannya menyampaikan bahwa peringatan kemerdekaan di lingkar tambang ini bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat persatuan dan memperjuangkan kesejahteraan masyarakat penambang.

“Kami ingin menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan ada di semua kalangan, termasuk para penambang. Meski kami bekerja di tambang dengan kondisi penuh keterbatasan, kami tetap punya semangat yang sama untuk menjaga persatuan dan mengisi kemerdekaan,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan LBH, Agussalim, SH, mengapresiasi inisiatif para penambang yang mampu menggelar upacara kemerdekaan dengan penuh kekompakan. Menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat tambang tidak hanya memikirkan ekonomi, tetapi juga memiliki kesadaran kebangsaan yang tinggi.

Peringatan kemerdekaan di Poboya tahun ini juga menjadi ruang refleksi bagi para penambang untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan dan memperjuangkan hak-hak masyarakat lingkar tambang agar tetap mendapatkan keadilan sosial.

Upacara yang berlangsung sederhana itu ditutup dengan suasana penuh keakraban, canda tawa, dan kebersamaan antar penambang. Semangat persaudaraan menjadi nilai yang terus dijaga di tengah tantangan kehidupan sehari-hari di kawasan pertambangan rakyat Poboya***.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *